14 Maret 2015

JANGAN HIDUP DALAM KEPALSUAN.....LELAH...!

 "Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” (Mat 6:18b)

      Ada seorang pemuda buruk rupa dan sekaligus buruk perangainya. Dia seorang penjahat. Suatu ketika ia bertemu gadis cantik. Pemuda itu jatuh hati dan menyatakan cintanya padanya. Tetapi tentu saja sang gadis menolaknya. Namun ia masih memberi sedikit harapan kepada pemuda itu dengan mengatakan, “Saya akan menerimamu asal bisa kau ubah wajah dan kelakuan burukmu itu.”
      Begitu cintanya kepada sang gadis, maka pemuda itu berjuang sekuat tenaga. Suatu ketika, pemuda itu bertemu dengan seorang yang mampu membuat topeng penutup wajah. Dan ketika topeng itu dikenakan, wajah pemuda tadi menjadi sangat tampan.
      Suatu kesempatan dalam sebuah pesta, pemuda yang sudah berubah wajahnya bertemu dengan gadis tadi. Ia menyatakan cintanya dan sang gadis menerima karena juga tidak menyadari bahwa yang dihadapinya adalah pemuda buruk rupa yang tersamar topeng di wajahnya. Maka jadilah mereka pasangan yang serasi. Setelah menikah pun pemuda itu berubah menjadi pribadi yang sempurna, setia, dan begitu mencintai istrinya.
      Suatu hari, pasangan tadi bertemu seseorang yang pada masa lalu merupakan rekan si pemuda. Karena tahu dan mengenal, maka lelaki itu menarik topeng yang dikenakan dihadapan sang istri. Apa yang terjadi? Begitu topeng itu dirobek, wajah asli yang semula amat buruk telah berubah persis seperti topeng yang dikenakannya. Tetap tampan.
      Dari kisah ini, dapat dimaknai bahwa perjuangan yang sedemikian kuat, penuh pengorbanan diri untuk mengubah sesuatu ternyata juga berdampak secara fisik. Pertobatan dan perubahan batin yang sedemikian rupa akan membantu mengubah fisik ka arah tata laku yang lebih baik. Bertobat bukan hanya karena mau menghindarkan diri dari, tetapi lebih karena bertobat untuk meraih suatu nilai. Meraih sesuatu yang lebih bermakna.
      Itulah pertobatan kita yang sesungguhnya. Dan memasuki masa prapaskah adalah kesempatan baik untuk kita dalam memahami dan menjalani laku tobat yang lebih berarti. Rabu abu adalah kesempatan kita untuk menarik diri dan melihat diri. Kita semua tak ada yang sempurna. Semua dari kita kotor. Perlu dibersihkan. Maka Yesus mengajak pendengar sabda-Nya, murid-Nya untuk membersihkan diri dari kekotoran.
      Dua cara yang bisa kita lakukan dalam memasuki masa prapaskah. Pertama, bermati raga dalam pantang-puasa, kedua, beramal kasih. Maka, isilah masa prapaskah ini dengan kedua hal tersebut. Kelak pasti akan ada perubahan hidup dalam diri kita. Perjuangan yang sedemikian kuat, penuh pengorbanan diri untuk mengubah sesuatu ternyata juga berdampak pada keseluruhan hidup kita. Seperti seorang pemuda buruk rupa sekaligus buruk perangainya dalam cerita tadi. Tak ada yang mustahil bagi Tuhan.
      Sebagai bahan refleksi, apakah kita menjalankan pantang, puasa, dan tindakan amal kita hanya sekedar sebagai suatu kewajiban, hanya untuk dilihat orang, atau sebagai suatu kesempatan dan rahmat dari Tuhan untuk semakin memperbaiki kualitas hidup beriman kita dan mendekatkan kita pada Bapa kita?
      Oleh karena itu, marilah berdoa.
      Bapa yang maharahim, semoga masa prapaskah kali ini sungguh kami imani dan jalani sebagai sarana untuk semakin mendekatkan diri kami kepada-Mu dan memperbaiki prilaku kami yang selama ini kurang berkenan dihadapan-Mu. Amin. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar