11 Januari 2013

KERANGKA DASAR APP NASIONAL 2013 “Menghargai Kerja”


KERANGKA DASAR APP NASIONAL 2013
Menghargai Kerja 

Manusia adalah tuan atas kegiatan kerjanya. Kerja manusia sudah menghasilkan perobahan mendasar yang mempengarui nilai hidup manusia sendiri ; dari satu pihak manusia berhadapan dengan tantangan yang dramatis tentang hasil kerja, yaitu pertumbuhan penduduk yang menantang  yang tidak dibarengi dengan tersedianya lapangan kerja yang memadai, fasilitas hidup yang diusahakan manusia di perkotaan menghasilkan arus urbanisasi sehingga melonjaklah jumlah kaum buruh yang kurang terampil, kurangnya tenaga kerja tani yang masih muda; dari lain pihak, manusia sadar bahwa manusia menguasai  kekuatan-kekuatan alam yang dinyatakan dalam kerja demi mengabdi tujuan hidup manusia yang benar.




   Makna dan Nilai Kerja Manusia

Saat ini masalah kemiskinan manusiawi cukup menonjol dan masih dirasakan oleh banyak orang.  Dari satu pihak bisa diamati bahwa belum semua jenis pekerjaan menguntungkan semua orang, dan dari lain pihak disadari bahwa sikap manusia terhadap kerja cukup berbeda.  Namun demikian, kerja harus dipandang dan diperlakukan  sebagai kunci seluruh persoalan sosial (bdk. Laborem Exercens art. 3).  Karena  itu, makna dan nilai kerja pertama-tama harus diarahkan sebagai suatu tindakan yang membebaskan manusia dari kemiskinan dan keterbelakangan.  Unsur non ekonomis dalam kerja manusia tidak boleh dimatikan atau diabaikan oleh unsur yang semata-mata bercorak ekonomis, antara lain mendapatkan keuntungan setinggi-tingginya, konsumsi sampai habis, penghisapan dan penindasan manusia lain.

Pastoral Gereja di Bidang Kerja

Gereja memandang sebagai tugasnya menyampaikan ajarannya tentang kerja dari sudut pandangan nilai manusiawinya maupun tata susila yang mencakupnya, dan menganggap itu salah satu kewajiban penting dalam pengabdiannya kepada amanat Injil secara keseluruhan (Laborem Exercens art. 24).  Oleh karena itu, panggilan dan tugas Gereja dalam mengarahkan dan membimbing umat untuk semakin menghormati dan menghargai kerja, hendaknya terarah pada hal-hal sebagai berikut :

a.     Dasar nilai kerja adalah manusia sendiri.
Nilai kerja manusia tidak terutama diletakan pada jenis pekerjaan, tetapi pada arah kemungkinan pengembangan hidup demi kesejahteraan manusia sebagai seorangn pribadi, ciptaan Tuhan.  Nilai luhur pekerjaan manusia tertumpu pada manusia sendiri yang dipanggil untuk menjadi sempurna seperti Allah Bapa sempurna adanya (bdk. Mat 5:48).

b.     Spiritualias kerja manusia
Mengajak umat kristiani untuk berani merobah sikap dan penilaian terhadap kerja, agar sungguh-sungguh menerjemahkan spiritualitas kerja kristiani dalam pelaksanaan kerja sehari-hari.  Karena itu, disiplin, kejujuran, dan tanggung jawab dengan semangat kerja keras perlu dimantapkan dalam setiap jenis pekerjaan yang dipercayakan pada orang-orang beriman kristiani, apa pun jenis pekerjaannya.

c.     Menekankan prioritas kerja atas modal.
Kerja sebagai sarana untuk membangun diri manusia seutuhnya.  Karena itu, salah satu yang mendukung kenyataan ini adalah pemberian upah yang adil, agar para pekerja mampu mengembangkan kemandiriannya baik dalam pemenuhan kebutuhan primer maupun dalam pemenuhan kebutuhan sosialnya. Paus Benediktus dalam ensiklik Caritas in Veritate (art 25) menegaskan hal ini sekaligus meneguhkan apa yang diajarkan Konsili Vatikan ke II: “Saya ingin mengingatkan semua orang, terutama para pemerintah yang terkait dalam hal meningkatkan asset-aset ekonomis dan sosial, bahwa modal utama yang harus dijaga dan dihargai adalah manusia, diri manusia di dalam martabatnya: “Manusia adalah sumber, fokus dan tujuan dari semua kehidupan ekonomi dan sosial.”[GS, art 63]

d.     Penghargaan atas kerja manusia
Kerja manusia bukan dihargai berdasarkan corak atau bentuk pekerjaan yang sedang dilakukannya, tetapi bagaimana manusia menempatkan kerja sebagai sarana pemenuhan pribadi sebagai Gambar dan Rupa Allah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar