15 Januari 2013

Program Penanaman Karet Di Mentawai


Pada program Rekonstruksi Rehabilitasi Mentawai 2010 telah di canangkan untuk dapat membantu masyrakat yang menjadi korban untuk dapt bangkit dari keterpurukan. Komisi PSE Keuskupan Padang yang menawarkan pengembangan kehidupan ekonomi yang lebih baik namun tetap mengedepankan aspek sosial , yang menegaskan bahwa masyarakat harus hidup saling tolong menolong.  Rencana yang dibuat untuk para penerima bantuan sebelumnya yaitu lima dusun yang tersebar di Pagai Utara-Selatan.



Tim PSE Caritas menjelaskan tentang bibit Karet
Setelah melakukan analisa lapangan, Komisi PSE Caritas akan menawarkan penanaman karet. Komisi PSE Caritas Padang langsung melakukan pemesanan bibit karet dari Malaysia melalui Sei. Pakning , Bengkalis. Bibit karet yang berupa biji ini merupakan bibit yang terbaik agar diharapkan juga dapat tumbuh dengan baik juga. Berangkat dari kota Padang tgl 6 Desember 2012, ke Bengkalis, Lalu kembali ke Padang tanggal 8 Desember 2012. Pada tanggal 11 Desember 2012, bibit tersebut langsung dikapalkan menuju Mentawai. Dipimpin langsung oleh Ketua Komisi PSE Caritas Keuskupan Padang, P. Alexius Sudarmanto Pr. dengan staffnya, K. Manalu, Pono, dan Simon Sitanggang membawa bibit tersebut sampai di Sikakap tanggal 12 Desember 2012 pagi.

Tim langsung berada di rumah warga



Langsung saja disambut pastor paroki P. Fransiskus Hurint Pr. dan P. Frelly Pasaribu Pr. di gereja St. Maria Assumpta. Dibantu oleh seksi sosial paroki, Petrus Sihombing, Anto, dan Remy, langsung diadakan pengarahan tentang penanaman karet. Pihak Komisi PSE Caritas menegaskan dalam proses penanam karet tidaklah harus membabat habis hutan. Sistem yang diberlakukan ialah menanam disela-sela pohon dengan jarak yang ditetapakan. Dengan cara seperti ini memungkinakan tanaman yang lain tidak ditebang, terutama tanaman produktif juga. Langsung juga dilaksanakan praktek penanaman di paroki, dan beberapa dusun.
Bibit Karet yang sudah dalam polibag


Untuk tahap awal ini, Bibit yang dibawa 100.000 biji hanya mampu didistribusikan di 3 dusun saja dahulu. Dalam rencana berikutnya, 2 dusun lagi akan menyusul. Setiap penerima bibit ialah kelompok bukan pribadi. Disinlah penegasan bahwasanya, setaip individu yang ada didalam kelompok agar dapat saling memberitahu, menginatkan dan saling membantu untuk  menanam ini bersama-sama. Pengarahan yang ditanggapi dengan antusias, seluruh masyarakat menerima baik program ini. Diharapakan sekitar 4 tahun lagi, program ini sudah dapat menghasilkan, panen yang sessuai harapan.
P. Alexius Sudarmanto menjelaskan program kepada masyrakat


Ini ialah program jangka panjang yang sekiranya dapat menopang ekonomi keluarga penerima bantuan. Misalnya, bila memiliki anak sudah dapat menyekolahkannya dengan baik. Sambil menunggu panen karet tersebut, diharapkan dari hasil panen yang ada dari ladang mereka yangtidak mereka tebang utnuk menanam karet ini. Inilah kelebihan program ini. Untuk kedepannya, komisi ini akan mengusahakan penjualan dari hasil karet ini. Karena Komisi tidak akan menyelesaikan program hanya sekedar memberi bibit, namun tidak menjelaskan kemana akan dijual. Pada tanggal 19 Desember tim komisi kembali ke Padang dan sampai besok paginya.

1 komentar:

  1. mana kegiatan caritas padang yang bermanfaat? kalau hanya memberi bibit karet pemerintah kabupaten kepulauan mentawai sudah banyak memberi bibit.yang diberi bibitpun dipilih-pilih hanya untuk umat katolik saja.kalu tidak mengenal mentawai jangan sok mau membantulah.banyak lembaga kemanusiaan yang lebih hebat dari pada kalian,dengan bukti dan tindakan yang nyata.dan yang paling tidak profesional staff caritas dimentawai itu sudah terkenal sebagai penipu,katanya mengurus karet tetapi urusan perkebunan kelapa sawit juga ikut yang mana sebenarnya pekerjaannya,janji-janji hebat bohong saja kerja kalian...

    BalasHapus