Gereja
tiada henti menyediakan wadah untuk mengembangkan kehidupan umat gerejanya.
Ekonomi dan sosial tetap diperhatikan agar siklus kehidupan dapat berjalan
dengan baik. Masyarakat yang dianggap hanya sebagai objek, kini harus bisa
menjadi subjek agar tidak hanyut dalam era globalisasi. Hal yang dianggap remeh
dan sepele dimata masyarakat, pada dasarnya bukanlah hal yang mudah untuk
dilakukan. Oleh karena itu, gereja melalui Komisi PSE membuka pelatihan
menjahit dan memasak untuk umat gerejanya.
Terkesan kurang menarik memang, tapi tanpa kita sadari, kedua pelatihan ini
bukanlah skill yang dimiliki setiap orang, khususnya perempuan. Kenapa
khusus perempuan? Karena Keuskupan Padang merasa terpanggil untuk memberdayakan
kaum perempuan dalam meningkatkan potensi kaum perempuan dan menyokong ekonomi
keluarga. Dapat dibayangkan, jika seorang istri atau ibu dalam rumah tangga
tidak bisa memasak, maka ekonomi keluarga belum tentu dapat dikendalikan dan
pastinya tidak ekonomis. Perempuan tumbuh menjadi kekuatan ekonomi sebagai
sarana mencapai kehidupan harmonis, bahagia dan sejahtera. Kemandirian
perempuan dalam sektor ekonomi menumbuhkan kepaercayaan diri sebagai ciptaan
Tuhan yang setara dengan laki-laki. Dengan kata lain, perempuan juga membantu
meningkatkan pendapatan keluarga untuk mencapai kesejahteraan dan ekonomi
mandiri bagi keluarga.
|
Para peserta mulai menggunakan mesin jahit |
Pelatihan menjahit dan memasak tidak dilakukan pada waktu yang sama. Pada
tanggal 7 Juli 2014 kursus menjahit dimulai. Peserta hanya berasal dari
tiga paroki di kota Padang saja, yaitu masing-masing dari paroki Santa Maria
Tirtonadi, paroki Santa Theresia Katedral dan paroki Santo Fransiskus Asisi.
Peserta kursus ini berjumlah 16 orang yang terdiri dari ibu-ibu dan orang
muda. Jumlah peserta dibatasi agar pelatihan berjalan lancar dan maksimal.
Kursus
dimulai dengan latihan dasar menjahit, kemudian dilanjutkan dengan menjahit
pakaian yang sederhana, misalnya baju dan celana tidur. Tetapi pada tahap awal dan sebagai bahan ujian, para peserta diajari untuk membuat pakaian untuk anak perempuan.
|
Hasil Jahitan peserta |
Selama proses berlangsung, beberapa peserta mundur dan hingga akhir kegiatan
hanya bertahan 11 orang. Setelah 11 kali pertemuan, penyelenggara dan
instruktur mengadakan ujian tertulis untuk para peserta. Ujian diadakan guna
menguji kemampuan dasar teori peserta agar dapat mempraktekkannya kembali di
rumah. Tepat tanggal 21 Juli 2014, kegiatan ini berakhir dan berjalan dengan
lancar. Ujian yang telah dilakukan menghasilkan 3 orang peserta terbaik, dan
tentunya mendapatkan penghargaan berupa bingkisan.
|
Peserta mempraktekkan cara membuat garbin tapai |
Tanggal 22 Juli 2014 kegiatan kursus memasak dilanjutkan. Kegiatan ini juga
melibatkan ibu-ibu dan orang muda dari 3 paroki di kota Padang. Total peserta
yang mengikuti kursus ini lebih banyak dibanding kursus menjahit yang bertotal
20 orang. Tetapi tidak berbeda dengan kursus sebelumnya, pada saat proses
berlangsung beberapa orang peserta mundur hingga akhirnya hanya 13 orang yang
bertahan hingga akhir. Kursus dimulai dari memasak makanan yang mudah hingga
yang lumayan rumit. Dimulai dari masakan rumah hingga masakan yang bisa
dijadikan mata pencarian. Para peserta tidak hanya melihat dan mendengarkan
instruktur, tetapi juga ikut dalam proses penyediaan bahan, pengolahan hingga
memasak.
|
Makanan ringan sehat dari bahan utama ubi |
Memasak ternyata sangat menyenangkan, ungkap para peserta. Hal ini
dikarenakan banyak hal yang sebelumnya tidak diketahui peserta, justru kini
menjadi hal yang dirasa mudah untuk dikerjakan. Bukan hanya sekedar memasak,
tetapi juga diajari bagaimana mengolah bahan makanan seekonomis dan efisien
mungkin. Tepat pada tanggal 26 Agustus 2014, kemampuan peserta turut diuji dan
hasilnya ditemukan 3 orang peserta terbaik yang berhak memperoleh penghargaan.
|
Foto bersama peserta dengan Ketua Komisi PSE Caritas |
Para peserta mengakui kegiatan ini sangat berguna dan bermanfaat. Selain
itu juga menambah ilmu serta kreatifitas kaum perempuan untuk memberdayakan
kemampuan yang ada sebagai jalan untuk meningtkatkan ekonomi keluarga. Ketua
Komisi PSE Caritas Keuskupan Padang, Pastor Alexius Sudarmanto, Pr,
mengungkapkan rasa syukur turut senang karena pelatihan berjalan dengan baik
dan lancar. Beliau juga menuturkan, agar ilmu ini juga dapat diilanjutkan dan
dikembangkan di lingkungan masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar