Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) dimulai sejak Food and Agriculture Organization (FAO)
menetapkan hari pangan sedunia melalui resulusi PBB dalam konferensi FAO tahun
1979 di Roma, Italia. Sejak tahun 1981, seluruh Negara anggota FAO, termasuk
Indonesia memperingati HPS secara Nasional pada setiap tanggal 16 Oktober,
bertepatan dengan hari terbentuknya FAO. Dan gereja Katolik di Indonesia
sebagai bagian warga masyarakat Indonesia juga ikut ambil bagian berperan aktif
dalam memperingati HPS sebagai gerakan moral.
|
OMK dan Remaja dalam seminar |
Gerakan HPS Gereja Katolik Indonesia menetapkan suatu
tema dalam periode 2013 sampai 2015, yaitu “Mencintai dan Merawat Bumi untuk Pangan Sehat bagi Semua”. Tahun 2013
gerakan HPS bertemakan “Mencintai dan
Merawat Bumi”. Mencintai dan merawat bumi merupakan ungkapan dan perwujudan
syukur manusia atas kehidupan yang telah disediakan Allah bagi hidup manusia (bdk.
Kej.2, 15-17). Bumi sebagai “rahim kehidupan” akan memberikan hidup kepada
manusia kalau manusia menghidupi nilai keadilan cinta kasih kepada bumi. Semua manusia
mempunyai hak yang sama untuk dapat menikmati dan mendapatkan sumberpenghidupan
yang pantas dari rahim bumi, terlebih bahan pangan yang menjadi kebutuhan dasar
setiap hidup manusia.
|
Aksi menanam bibit oleh kelompok tani, Sikakap |
Tahun 2014 gerakan HPS bertemakan “Pangan Sehat Keluarga Sehat”, bahwa
kemajuan ilmu dan teknologi begitu pesat dengan membawa dampak positif maupun negatif.
Dampak positifnya, mampu meningkatkan kwalitas maupun kuantitas produktifitas
pangan, guna memenuhi kebutuhan pangan manusia. Namun negatifnya, bagi
kesehatan manusia dengan menggunakan bahan zat adiktif pada pangan untuk
meningkatkan kualitas pangan manusia, menambah rasa nikmat dan membuat daya tarik,
dapat memantapkan kesegaran pangan tersebut. Padahal zat ini bersifat racun
pada tubuh manusia. Pada bahan segar hasil pertanian, sering kali ditemukan
indikasi system budidaya yang sangat tidak aman bagi konsumen, yaitu dengan
diaplikasikannya berbagai pestisida dan pupuk kimia secara berlebihan, dan
pupuk kimia yang kemudian berdampak meninggalkan
residu pada hasil pertanian.
|
Pemenang lomba mewarnai tingkat PAUD |
Komisi.PSE-Caritas
Keuskupan Padang setiap tahunnya telah mengadakan program HPS secara bersama
dengan umat diwilayah Keuskupan Padang. K.PSE-Caritas Keuskupan Padang berusaha
untuk memotivasi dan memfasilitasi agar HPS tetap dapat terselenggara dengan
baik di sekolah-sekolah, di paroki-paroki. Kegiatan yang dilakukan berupa;
Seminar tentang pangan yang sehat sehingga menjadikan keluarga sehat, lalu ada
pameran hasil pertanian dan pengolahan makanan. Kegiatan diadakan untuk para
pengurus rayon di 3 paroki serta OMK dan PMKRI di Kota Padang. Panitia HPS
Keuskupan Padang juga akan mendukung kegiatan dari panitia lokal karena tahun ini puncak perayaan HPS diadakan di Paroki Santa Maria Assumpta di Sikakap - Mentawai.
Berbagai kegiatan yang paling diminati masyarakat, khususnya di Sikakap yaitu keterampilan menjahit dari bahan bekas dan demo masak dengan bentuk pangan bergizi untuk kaum perempuan, dan lomba menanam bibit yang baik dan benar untuk kelompok tani bagi kaum laki-laki. Kegiatan lainnya juga dilaksanakan untuk anak-anak dan remaja, seperti lomba mewarnai, membuat puisi tentang alam, dan penyuluhan tentang bahaya zat pengawet pada jajanan atau makanan ringan. Tentunya kegiatan ini harus melingkupi seluruh aspek manusia, dari ekonomi, kesehatan bahkan sosial masyarakat.
|
Pastor Matheus, Pr. memberkatan bibit pada misa syukur HPS |
Kita mesti mencintai kehidupan kita dengan menghindari
pangan yang tidak sehat bagi tubuh, dengan berusaha menghindari mengkonsumsi
pangan yang tercemar dari bahan adiktif karena membahayakan kesehatan dan
kehidupan manusia. Usaha itu dapat dilakukan dengan memproduksi pangan sehat
pola organik dengan menghindari sekecil mungkin penggunaan bahan-bahan adiktif
berbahaya. Hal ini harus dimulai dari masyarakat yang paling kecil, yaitu
keluarga dengan arah gerakan keanekaragaman pangan lokal sebagai sumber pangan
sehat bagi keluarga dan gerakan konsumen cerdas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar