06 Januari 2015

Pauline Marie Jaricot, Jiwa yang terbakar oleh Cinta Kaih



Pauline Marie Jaricot adalah pendiri Serikat Kepausan Pengembangan Iman. Cinta kasihnya mengalir dan tertuang dalam karya-karyanya yang luar biasa. Ia mendirikan Serikat Kepausan Pengembangan Iman tanggal 3 Mei 1822 di Lyon, Prancis. Serikat ini tidak langsung diakui oleh Gereja Universal. Namun cintanya tetap menyala, dengan penuh kesetiaan, ia berkarya dan mengembangkan serikatnya. Akhirnya pada tanggal 3 Mei 1922, Paus Pius XI meresmikan karya suci ini menjadi Serikat Kepausan untuk Pengembangan Iman dengan status kepausan dan berkedudukan di Roma.
Gereja Katolik mengakui Pauline sebagai seorang wanita berwawasan Misioner yang luas, semangat cinta kasihnya terus menyala dan membakar hati setiap orang yang mau membuka hatin untuk karya missioner. Dengan intuisi yang luar biasa, dia mampu memprakarsai upaya-upaya sosial dan gerakan spiritual / kebangkitan hidup rohani.
Pauline Jaricot mewariskan bagi kita sejumlah nilai-nilai missioner yang terbakar karena cintanya pada Kristus dan gerejanya. 

1. Memberikan segenap hati untuk misi
Dijiwai oleh mandat perutusan Yesus dalam Matius 28:18-19, Pauline memberi seluruh diri, dengan sepenuh hati, segala kekayaan untuk misi gereja sejagat. Cinta Pauline pada Kristus menggerakkan hatinya untuk melayani misi gereja sejagat.

2. Teguh dalam iman
Pauline adalah seorang tokoh pendiri yang teguh dalam iman, perjuangan dan pengorbanannya. Dalam iman, ia telah memberi contoh hidupnya yang tercurah sehabis-habisnya bagi karya misi Gereja. Semangat misioner yang berkobar dalam batinnya tidak membuatnya putus asa dalam menghadapi berbagai tantangan hidupnya. 

3. Tabah menerima tantangan salib
Pauline adalah seorang pengikut Kristus sejati. Ia layak untuk menjadi seorang tokoh pendiri Pengembangan Iman. Cinta dan pejuangannya disatukan dalam penderitaan Yesus yang tersalib. Baginya salib adalah satu-satunya mutiara yang telah ditemukan dalam hidupnya. Semua penderitaan yang dialaminya, dianggap suatu rahmat yang membuatnya semakin dekat dengan Kristus sendiri. 

4. Ekaristi menjadi sumber kekuatan untuk misi
Ekaristi kudus merupakan santapan rohani yang menjamin kekuatan batin baginya untuk melaksanakan karya misi. Kurban cinta Kristus disatukan bersama kurban dalam hidup dan karyanya. 

5. Rosario hidup sebagai doa untuk misi sejagat
Dalam naungan kasih Bunda Maria, Pauline merangkul seluruh dunia dengan cinta hatinya melalui doa ‘Rosario Hidup’ peristiwa demi peristiwa. 

6. Solider dengan yang menderita, Kaum muda dan perempuan
Ia menghimpun perempuan-perempuan muda di kota Lyon untuk bekerja pada pabrik keluarganya dan memberdayakan mereka. Ia membuka hati kelompok perempuan muda untuk berdoa dan memberi derma demi memenuhi kebutuhan karya misi gereja sejagat.

Pauline, putri Lyon adalah biji gandum yang jatuh ke tanah misi dan mati, untuk menghasilkan buah-buah kehidupan (bdk Yoh 12:24). Jiwanya terbakar oleh cinta kasih ilahi demi karya perutusan gereja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar